andai tak lagi ada kata 'tuk ku bicara
aku masih tetap mendengarmu
andai tak lagi ada air mata
'tuk hati merasa
aku masih merasakannya untukmu
semoga
kau masih tetap memiliki hatiku
saat mata
tak lagi bisa memandangmu
kutawan rejam
pada raga yang diam
pada angan yang mampu kukunjungi
berpadu rasa tak mungkin menjelma lagi
gelap ingatanku di terang khabarku
tak perlu kau resah
jika rembulan temaram tak menghampirimu
sebab aksara 'tlah ku belah
pada malam yang tak kunjung ku tuju
siang tadi kau berbisik mesra
senjapun kau alunkan nada
namun kau terlanjur jera
kau sengaja gantungkan hikayat lama
sebab katamu luka masih kau rasa
lalu kau titipkan aku pada angkasa
ku terpaku pula mengadu
pada alam ku buru
gulana kuresapi
meradang di dini hari
pupus genang acap kali berlinang
menepi di bahu saat ku ungkap
menepis penantian panjang
berhenti di penghujung gelap
senjasafira
Sabtu, 14 Maret 2015
Minggu, 22 Februari 2015
berhenti berharap ?
indah pagi datang perlahan ..
sangat pelan
ku kepak sayap tak lengkap
luka perih terkoyak berbalut harap
agar tak terhempas lagi
agar tak jatuh ke bumi
sunyi sepi tak seberani nyali
mentari menyelimuti raga membauri jiwa
menggeleparkan ketakutan rasa
di luas cakrawala yang tak berasa
mengemas cemas
di pelangi yang pias
menahan ragu
di sekerumunan awan biru
andaipun tak jua bisa
kan kusemayamkan duka
di lekuk pelangi yang tak tau kapan menghampiri
kan ku abaikan asa
di hempasan lembayung senja yang tak tau kapan lagi ada
wahai sang merpati
ajarkan aku bahagia
sepertimu senantiasa bersama
duhai embun pagi
ajarkan aku menghilangkan tetesan dahaga
sepertimu senantiasa mengumpulkannya sebelum lalu meneteskannya
aah ..
tak tau lagi harus bagaimana
atau kulupakan saja
kalau tak lagi mampu juga
walau 'tlah ku coba merayapinya ..
hai ..
engkau putih awan
tak seputihmu kah inginku
tak selembutmu kah hasratku
hingga tak lagi ku dapati
hembus sejuk anginmu
tak tahukah kau ku sudah memadu
pinta dan doa
berbait baris mengiris langit
berjejer jejal menggeser bintang berkerlip
andai seijabah Nuh dan Musa
aku menginginkannya ..
andai selaksa pendosa
aku kan melakukannya ..
ya ..
ditelan dan lalu tenggelam
di pendam dan lalu di rajam.
sangat pelan
ku kepak sayap tak lengkap
luka perih terkoyak berbalut harap
agar tak terhempas lagi
agar tak jatuh ke bumi
sunyi sepi tak seberani nyali
mentari menyelimuti raga membauri jiwa
menggeleparkan ketakutan rasa
di luas cakrawala yang tak berasa
mengemas cemas
di pelangi yang pias
menahan ragu
di sekerumunan awan biru
andaipun tak jua bisa
kan kusemayamkan duka
di lekuk pelangi yang tak tau kapan menghampiri
kan ku abaikan asa
di hempasan lembayung senja yang tak tau kapan lagi ada
wahai sang merpati
ajarkan aku bahagia
sepertimu senantiasa bersama
duhai embun pagi
ajarkan aku menghilangkan tetesan dahaga
sepertimu senantiasa mengumpulkannya sebelum lalu meneteskannya
aah ..
tak tau lagi harus bagaimana
atau kulupakan saja
kalau tak lagi mampu juga
walau 'tlah ku coba merayapinya ..
hai ..
engkau putih awan
tak seputihmu kah inginku
tak selembutmu kah hasratku
hingga tak lagi ku dapati
hembus sejuk anginmu
tak tahukah kau ku sudah memadu
pinta dan doa
berbait baris mengiris langit
berjejer jejal menggeser bintang berkerlip
andai seijabah Nuh dan Musa
aku menginginkannya ..
andai selaksa pendosa
aku kan melakukannya ..
ya ..
ditelan dan lalu tenggelam
di pendam dan lalu di rajam.
Sabtu, 11 Oktober 2014
bilur hati
malam menggulirkan kematian
kau dan aku tak lagi mewujudkan kehidupan
lengang yang panjang membinasakan
menyambang bayang di keheningan
bintang ..
janganlah engkaupun pergi menghilang
temaniku memungut pedih berserakan
lalu lembutkanlah hatiku dalam dekapan
bulan ..
padaku janganlah hanya memandang
katakan sesuatu tentang keajaiban
ku sangat ingin menerjang gelombang
duhai cintaku ..
terima kasih telah kau sentuh hatiku
detak waktu tak mampu memacu rindu, musnahkan asa masa lalu
tinggalkan aroma tubuh dan desah nafasmu
kini ..
kembali kunikmati sepi
sendiri ..
merajut bilur hati dan menahan air mata ini
menantimu
berteman satu bintang yang tak mau menuang terang
mengharap hadirmu di lekuk awan
datang mencabik kerinduan menghantar kenangan
dalam hening bergulir butiran bening
sungguh kutangisi jauhmu yang tersekat dinding
gundah menyinggah wajah memadu hati resah
terdiam senyap tiada mengarah
berjuta misteri warnai sendu berkecamuk dalam bisu
merajut bayangmu sampai pada batas semu
menjaring ada dan tiada dalam gelora tak berdaya
menantimu .. karna ku takut kehilangan dirimu
Selasa, 07 Oktober 2014
t'lah pergi
saat sepi datang ingin ku hempaskan rindu yang musnah
tapi mengapa sang dunia terasa dingin menyapa
angin malam lirih berhembus kala coba rasakan semilir kehadirannya
aku memanggilmu hingga jauh bagai langit runtuh
tuk bebaskan aku dari siksa batin yang mencintamu
kaki tiada berpijak lagi di bumi
lumpuh raga ini jiwakupun tlah pergi
kegelisahan yang ada hancurkan semua asa
saat-saat terindah kurasakan tak kan pernah ada lagi
kau sudahi dan tak kembali
dalam genggaman tanganmu dalam dekapan tubuhmu
merangkul kalbu membelenggu lalu tinggalkanku
kini hanya kesedihan yang tak sanggup kuisyaratkan
mengurai rasa yang masih mendalam
akhir desah nafasku nikmati pedihnya luka tanpamu dipelukku
Minggu, 05 Oktober 2014
di sisa senja
wahai jemari, berhentilah menari
aku tlah lelah dan ingin segera akhiri episode ini
duhai kata, janganlah menambah duka
perihnya tak terkira menggoresi luka jiwaku yang sudah hampa
senja, sejenak janganlah berubah
ku masih ingin melihat rona jinggamu
sebentar saja sekedar melepaskan resah dan gundah
lalu setelah itu pergilah meluruhkan warna warni indahmu
bergeserlah engkau dedaunan
bergoyanglah engkau dahan
beri aku sedikit celah
agar dapat ku pandangi sisa bias cerah
Senin, 04 Agustus 2014
ketika datang malamku
sepi yang diam
tengadah
terbata meredam duka
wahai langit..
pasangkan hiasan di angkasamu yang terindah
bintang ..
lukiskan sinarmu dan dekaplah erat kala dingin membelenggu
tahukah engkau malam ?
ku ingin kesana
sebelum embun melepas tetesannya
sebelum mentari menghantar sinarnya
sebelum kuncup mengembangkan mekarnya
sebelum burung mengepakkan sayapnya
sebelum nafas menyesakkan dada ..
senandungkan satu nada saja untukku
terbangkan jiwaku
lepaskan anganku
bawalah aku bersamamu
ajak aku menembus gelapmu
agar serpihan pilu tak menusuk nadiku
supaya tebaran perih tak menghujam jantungku ..
Langganan:
Postingan (Atom)